Menarik Lupa dari Moment Persahabatan di Embung Langgran, Gunung Kidul - Jogja
"Kata orang gak ada yang namanya teman sejati, apalagi sahabat sejati. Kita berteman karena kita saling membutuhkan"
Diatas batu besar dikelilingi air yang mengalir, kita saling merangkul dengkul kita dan saling bercerita. Dua seorang sahabat yang saling peduli dan selalu pergi kemana-mana saat liburan tiba, kini khawatir dengan pertemanannya.
Namanya Ido, dia adalah sahabat saya yang paling peduli saat suka maupun duka. Kita berteman saat pertama kalinya kita masuk ke Sekolah Mengah Atas (SMA) di kawasan Jakarta. Kita sama-sama murid yang tidak diterima di sekolah negeri saat itu. Alhasil kita masuk ke sekolah swasta. Kita saling kenal karena kita satu meja dikelas yang sama.
Orangnya polos, gak banyak bicara dan pandai, berbanding terbalik dengan saya yang bandel dan banyak ngomong, satu lagi gak pinter. Yah ini kesempatan saya untuk memanfaatkan Ido dan membantu saya dalam memahami pelajaran yang gak saya kuasai seperti perlajaran matematika dan kimia. Untungnya dia bersedia mengajari saya sampai bisa.
Sehari-hari kita belajar bareng, kadang dia main kerumah saya, begitu juga sebaliknya. Bangga banget punya sahabat seperti dia yang pengertian dan juga peduli dengan kondisi saya, apalagi kalo ongkos bulanan saya abis selalu saja dia yang traktir makan dan bayarin ongkos mikrolet.
Kita suka traveling bareng, yah gak jauh-jauh dari Jakarta, paling jauh ke Bogor karena ongkos kita juga pas-pasan. Sudah tiga tahun kita berteman hingga masa kelulusan akan kita hadapi bersama-sama. Untuk menyambut hari kelulusan tiba kita berencana untuk camping di curug tujuh cilember, Bogor. Di atas batu besar dia melontarkan pernyataan yang membuat saya termenung dan sedikit berfikir.
Kekhawatiran itu muncul, kita takut setelah lulus nanti apakah kita akan terus peduli satu sama lain atau kita akan sibuk dengan kesibukan kita. Entah apa yang membuatnya berfikir seperti itu, tentunya bagi saya dia adalah sahabat saya. Tujuh tahun berlalu, kesibukanlah yang membuat kita melupakan satu sama lainnya. Hingga kita tak pernah tau seperti apa kita sekarang dan dimana kita saat ini. Semua berlalu begitu saja seperti tak ada moment yang penting diantara kita.
"Sahabat itu bukanlah status pertemanan, tapi dengan kita peduli, mengerti kondisi satu sama lainnya, saling mengisi, bersama dalam suka maupun duka itulah merupakan bukti bahwa mereka itu adalah sahabat kita"
"Sahabat rasa Keluarga"
Bagi saya, sahabat adalah teman yang selalu ada untuk kita. Pertemanan dengan seseorang itu tidak hanya untuk memanfaatkannya tetapi kita juga harus siap untuk dimanfaatkan olehnya. Pastinya kita sering menemukan teman-teman diantara kita, tapi yang peduli dan selalu support kita itulah teman yang mesti kita perjuangkan. Saat itulah saya menyadari bahwa teman dekat kita adalah sahabat kita.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, kini saya dipertemukan sahabat yang selalu ada untuk saya. Kita bertemu satu sama lainnya tanpa sengaja. Kadang kita bertemu saat membeli makanan diwarung bu Bambang, saat berangkat ke kantor atau bahkan saat belanja di mall. Pertemuan yang selalu sering akhirnya membuat kita saling kenal dan pindah kos-kosan yang berdekatan agar kita saling mengenal satu sama lain.
Kita memang satu perusahaan yang sama, kebiasaan untuk mengenal orang lebih banyak menjadi kebiasaan yang menguntungkan bagi saya. Berawal dari satu orang yang saya kenal hingga menjadi lima orang yang pindah kos-kosan gara-gara saya. Bisa dibilang kita adalah teman yang solid, mungkin karena kita sama-sama anak rantau.
Setiap harinya kebiasaan bersama membuat kita memutuskan untuk pindah kos-kosan bareng agar lebih irit uang sewa kontrakan. Makin solid, makin akrab karena kita sekarang tinggal satu rumah, maksudnya satu kontrakan deh. Berbagai aktifitas kita lakukan bersama hingga kita merasa bukan seperti sahabat lagi tapi keluarga yang tak akan pernah terpisahkan.
Setahun berlalu, ada satu diantara kami yang harus meninggalkan pekerjaanya karena masa perjanjian kerja yang sudah habis alias putus kontrak. Sedih campur tak rela ditinggalkan oleh teman yang satu ini, namanya Ito, sang master design yang hobinya berselancar didunia maya. Tidak hanya meninggalkan kita ditempat kerja, dia pun berencana untuk meninggalkan teman-teman kosan dan pindah kekampung halamannya di daerah gunung kidul, Jogja.
Tidak ingin seperti pertemanan saya yang sudah-sudah, saya berharap untuk tetap menjaga komunikasi dengannya. Menjalin persahabatan yang tak lekang oleh tempat dan waktu, bersama-sama bahagia walau jarak memisahkan kita. Namun jarak bukan alasan untuk kita tidak bersama dalam suka maupun duka dengan sahabat kita, karena sahabat tetap sahabat, orang yang selalu ada untuk kita dimanapun kita berada.
Hampir dua tahun lamanya kita tidak bertemu, namun kita saling berkomunikasi lewat aplikasi massanger yang ada video callnya. Pertemanan kali ini membuat saya sangat bersyukur dan bangga dengan sahabat saya yang sekarang, tetap bersama walau kita tak pernah bersama berdiri pada satu tempat.
Bagi kami, persahabatan itu tidak akan pernah terpisahkan oleh tembok besar china sekalipun. Sekali lagi kita tidak akan terpisahkan oleh apapun selagi kita beratapkan langit dan berpijak pada bumi, inilah yang menyatukan kita untuk selalu bersama-sama.
Kita berempat akhirnya memutuskan untuk berkunjung sekaligus travelling dan melepas kangen ke Gunung Kidul-Jogja, tempat sahabat kita mengabdi untuk memperbaiki pendidikan dikampungnya. Menikmati pemandangan hijau, menyapa penduduk desa, menghirup udara yang bebas dari polusi dan bercengkrama dengan alam akan membuat kita makin mempererat persahabatan kita. Beginilah saat kami kembali bersama dalam kumpulan sekawan beratapan langit dan berpijak pada bumi.
Sesampainya kita disebuah rumah berbentuk Joglo, tak kuasa rindu menyelimuti kami semua dan saling berpelukan melepas rindu. Beginilah rasanya memiliki sahabat rasa keluarga, sampai kapanpun kita tetap bersama dimanapun dan kapanpun. Ini adalah moment kebersamaan yang tidak akan pernah terlupakan. Kita akhirnya bisa menikmati udara segar bersama-sama dan tak lupa sesuai tujuan kita bersama yaitu menjelajah daerah gunung kidul dengan teman kami yang menjadi pemandunya.
Berbagai tempat kita kunjungi hingga kita singgah ke tempat yang memiliki suasana nyaman dan tenang yaitu di embung langgran, gunung kidul. Tempat dengan pemandangan indah dan menawan ditemani secangkir kopi dan para sahabat yang selalu ada diantara kita.
Saatnya wujudkan pergi bersama sahabat kalian ketempat dimana kalian belum pernah bmengunjunginya. Tidak perlu bingung karena ada skyscanner yang akan membantumu untuk mendapatkan tiket pesawat perjalanan serta membantumu dalam menemukan hotel yang ingin kalian dapatkan.
Beberapa kelebihan dari skyscanner adalah prosesnya yang cepat, mudah diakses dan banyak pilihan hotel yang kalian bisa dapatkan. Tunggu apalagi saatnya travelling bersama sahabatmu.
Beberapa kelebihan dari skyscanner adalah prosesnya yang cepat, mudah diakses dan banyak pilihan hotel yang kalian bisa dapatkan. Tunggu apalagi saatnya travelling bersama sahabatmu.
0 Response to "Menarik Lupa dari Moment Persahabatan di Embung Langgran, Gunung Kidul - Jogja"
Posting Komentar