Alasan Islam Melarang Ucapan Selamat Natal

 
ukuran wallpaper PC (klik untuk memperbesar)

Nabi Isa -alaihissalam- dilahirkan di ‪#‎Timur‬ ‪#‎Tengah‬, menyebarkan dakwahnya di Timur Tengah dan pada akhirnya ia diangkat ke langit oleh Allah -subhaanahu wata'ala- dari Timur Tengah juga.
Akan tetapi selama hampir 4 tahun admin menuntut ilmu di Timur Tengah belum pernah sekalipun melihat pohon cemara, pohon yang identik dipasang saat hari-hari Natal. Admin juga belum pernah melihat anjing salju yang berlarian di sekitar gurun pasir Timur Tengah. ^.^
Pada postingan kali ini admin tidak akan membicarakan tentang pohon cemara kok, akan tetapi akan membahas alasan mengapa umat Islam dilarang mengucapkan "Selamat Natal" kepada kawan-kawan yang beragama Nasrani (Kristen):
1. Berbuat baik (‪#‎Ihsan‬) kepada umat agama lain sangat dianjurkan di dalam agama Islam, akan tetapi sikap loyal (‪#‎Wala‬) yang sebenarnya dilarang agama. Sehingga kawan tinggal membedakan saja, bagaimanakah bersikap baik dan bagaimanakah bersikap loyal kepada umat agama lain.
Loyal lebih bermakna memuliakan orang kita cintai, bukan hanya membantu dan menolong. Sehingga apabila kita wala terhadap seseorang, lambat laun akan tumbuh rasa cinta kepada orang tersebut.
Allah Ta’ala berfirman:
لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al Mumtahanah: 8)
Nabi Ibrahim -alaihissalam- merupakan suri tauladan yang baik dalam pembahasan sikap loyal.
Allah Ta’ala berfirman,
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَاء مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاء أَبَداً حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dan daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” (Qs. Al Mumtahanah: 4)
2. Karena Rasulullah melarang kita umat Islam mengawali salam (ucapan selamat) kepada orang-orang yang beragama Yahudi dan Nasrani.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ
“Janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nashara dalam salam (ucapan selamat).” (HR. Muslim no. 2167). Ucapan selamat natal termasuk di dalam larangan hadits ini.
3. Karena Rasulullah melarang kita umat Islam menyerupai kegiatan dan kelakuan orang-orang non-muslim apalagi ikut-ikutan.
Nah, ketika perayaan Natal, sebagian orang membuat hiasan-hiasan yang sangat menarik, pohon cemara dengan lampu kelap-kelip, berpakaian seperti Santa memakai topi Santa (tapi Santa itu siapa admin tidak tahu ) di pasar, di pinggir-pinggir jalan, sampai di Televisi dan Internet. Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
grin emotikon
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
4. Kita mesti bangga dengan identitas kita sebagai muslim kawan, selain itu kita umat Islam juga memiliki hari raya sendiri yang lebih happy namun sopan. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Ketika Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah.
Maka beliau berkata : Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya kurban (‘Idul Adha) dan hari raya ‘Idul Fitri” (HR. Ahmad, shahih).
5. Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi toleransi "antar umat beragama", bukan toleransi "antar agama" bisa dibedakan-kan ya? :)


Oleh: Iskandar Alukhal, disaring dari Muslim.or.id

ukuran Instagram dan Android (klik untuk memperbesar)

Best Islamic Wallpaper Poster Islami Keren MDC Muslim Designer Community NgalamDC 
Design Dakwah Design Desain Dakwah Kata Muslim Islamic Poster HD Muslim Designer Indonesian Designer

0 Response to "Alasan Islam Melarang Ucapan Selamat Natal"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel